Wednesday, December 28, 2011

Isi Liburan Sekolah dengan Cari Pasir

CUACA terik dengan udara yang panas tak membuat belasan anak di Dusun Karang, Desa Tuksono, Sentolo, Kulonprogo, enggan jalan kaki beramai-ramai menuju sungai yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah mereka.

Pagi menjelang siang itu, Jumat (23/12), mereka sengaja pergi ke tepian Sungai Progo untuk membantu orangtua mereka mencari dan mengumpulkan pasir untuk dijual. Memang tidak setiap hari mereka bisa membantu orangtua mencari pasir, karena harus belajar di sekolah.

Maka waktu luang di masa liburan sekolah ini akhirnya mereka manfaatkan untuk membantu orang tua. Berangkat dari rumah, mereka telah menyiapkan enggrong atau alat untuk mengeruk pasir dari dasar sungai. Mereka berkumpul di rumah salah satunya dan kemudian baru berangkat bersama-sama.

Selama di perjalanan menuju sungai tak jarang gelak tawa mereka terpecah karena candaan diantara mereka, khas keceriaan anak-anak. Begitu sampai di tepian sungai mereka langsung berlari kecil diatas pasir yang terhampar.

Seolah tak sabar, mereka langsung masuk ke tepi sungai yang berair dangkal. Segera mereka mengeruk pasir dari dasar untuk dinaikkan dan ditumpuk di tepi sungai. Tak jauh dari situ, beberapa truk terparkir menunggu muatan terisi penuh oleh pasir.

Sejumlah orang dewasa juga tampak mengambil pasir dari dasar sungai yang lebih dalam, dan sebagian lagi memasukkan pasir yang telah tertumpuk ke dalam bak truk. Tak ingin kalah dengan para orangtua, anak-anak pun berusaha mengeruk pasir lebih cepat, sambil tetap bersenda gurau diantara mereka.

“Kami ikut ke sungai untuk mengisi liburan sekolah. Cari pasir di Sungai Progo, membantu orangtua. Hasilnya untuk tambah biaya sekolah,” kata Niko Akbar Arfianto (10), siswa kelas V, SD Kalisono.

Niko yang bercita-cita menjadi tentara itu mengaku tidak takut hanyut saat mencari pasir di sungai. Sebab dia dan teman-temannya yang bersekolah di SD Kalisono dan SD Kalikutuk itu memilih tempat di tepi sungai yang airnya tidak dalam.

Meski hasil yang didapat hanya belasan ribu, tapi Niko dan teman-temannya mengaku senang bisa mencari pasir untuk membantu orangtua mereka. “Kalau tidak mencari pasir, kalau libur hanya main saja, main sepakbola. Ini membantu bapak mencari pasir,” imbuh Yahya Burhanudin Rifai (8), salah satu anak yang lain. -cahpesisiran, utk suara merdeka-

1 comment:

  1. perjuangan anak2 pesisisir dalam meraih kemerdekaan diri dari penjajahan kemiskinann dan kelaparan, ironis tapi kita anak bangsa tidak perlu mengharap pada penguasa....Tuhan lebih tau perjuangan kalian mencapai Bintang tertinggi

    tetap semangat dik....

    ReplyDelete