Sunday, October 19, 2008

Klarap was here


~~~

Klarap, meski tidak termasuk binatang langka, tapi mungkin jarang orang bisa melihat dari dekat wujud hewan yang satu ini. Kebetulan, kemarin sore aku melihat binatang merayap serupa cicak yang memiliki “sayap” itu bertengger di salah satu dahan pohon rambutan belakang kantor. Pekarangan belakang kantor adalah hutan kecil bagiku. Karena, disana tumbuh pohon rambutan dan dua pohon mangga yang cukup rimbun. Ditambah keberadaan pohon mindi besar yang teduh di pekarangan tetangga serta bermacam pepohonan lain, maka lengkaplah hutan kecil itu sebagai tempat untuk melepas penat.

Tak heran jika hutan kecil yang berada di tengah perkotaan itu juga menjadi “terminal” bagi berbagai binatang. Tupai, kumbang, kupu-kupu, hingga berbagai jenis burung setiap hari selalu “mangkal” di sana. Nah sore kemarin, sepasang klarap terlihat mampir juga di sana. Langsung deh kuambil kamera. Sekedar ingin mengabadikan bahwa mereka pernah berkunjung, sehingga mereka tidak perlu menggoreskan kalimat “Klaraps were here” di salah satu ranting pohon rambutan.

Penasaran dengan binatang ini, maka setelah bertanya kepada mbah google dan pak lek wikipedia, akhirnya ku ketahui riwayatnya.

Menurut pak lek wiki, klarap atau cecak terbang adalah sejenis reptile yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah bunglon dan soa-soa (Hydrosaurus spp.). Cecak terbang sesungguhnya tidak termasuk kerabat dekat cecak seperti halnya tokek (suku Gekkonidae).

Kadal ini dikenal dengan nama ilmiah Draco volans Linnaeus, 1758. Nama lokalnya di antaranya adalah cekibar (Betawi), hap-hap (Sunda), dan celeret gombel atau klarap (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut flying lizards atau flying dragon. Hewan ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung Malaya di barat; Kepulauan Filipina di utara; Sumatra, Mentawai, Riau, Natuna, Borneo, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur.



ciri-ciri

Kadal yang berukuran agak kecil, panjang total hingga 200 mm. Patagium (‘sayap’) berupa perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas patagium dengan warna kuning hingga jingga, berbercak hitam. Sisi bawah abu-abu kekuningan, dengan totol-totol hitam.


Kepala berbingkul-bingkul, bersegi-segi dan berkerinyut seperti kakek-kakek; dengan kantung dagu berwarna kuning (jantan) atau biru cerah (betina), dan sepasang sibir kulit di kiri kanan leher. Rigi mahkota kecil, terletak di sisi belakang kepala. Mata khas kadal agamid, dengan pelupuk tebal menonjol. Binatang ini memiliki ekor sekitar 1½ kali panjang tubuh; berbelang-belang di ujung, dengan sisik-sisik yang berlunas kuat menjadikannya nampak bersegi-segi.


kebiasaan

Klarap biasa didapati di pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini teramati sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabang-cabang pohon. Terkadang klarap/cekibar berpindah tempat dengan cara ‘terbang’, yakni meloncat dan melayang dari satu pohon ke lain pohon.

Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan berkejaran dengan betinanya di satu pohon yang sama. Menyimpan telur di dalam tanah gembur atau humus di dekat pangkal pohon; betinanya menggali tanah dengan menggunakan moncong.

Itulah kata pak lek wiki..

Dan setelah jeprat-jepret (walaupun fokusnya kadang agak meleset), akhirnya aku mempunyai salinan abadi senyum kedua klarap itu (yg ku upload hanya salah satu). Tapi ada yang kurang. Sebab, aku belum mendapat salinan aksinya merentangkan selaput di lehernya yang berwarna kuning cerah hingga membentuk segitiga. Dan setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya dapat juga. Ini dia salinannya:



Foto-foto diambil di: Samirono, Sleman, Yogyakarta. 2008.

(untuk memperbesar tampilan, klik di foto)


17 comments:

  1. kok lagi ngerti yo jenis binatang ini.eh btw jenengmu sopo tho? heheh

    ReplyDelete
  2. samirono????
    masih ada model begituan mas????
    ck ck ck ck ck

    salutt

    ReplyDelete
  3. paling takut sama binatang sejenis cicak dan bangsanya! Geli aku mas?
    itu dy bisa terbang yah?

    * kabooooorrrrr *

    ReplyDelete
  4. reply
    @ ipanks: baru liat sekali ini to?? ya sudah, kenalan dulu sana sama si klarap! ha2
    namaku?? panggil aku cahpesisiran aja bos.. bukannya sok merahasiakan nama, cuma pengen mencoba menjadi 'aku' tanpa embel2 sebuah nama yang telah melekat pada ku sejak bayi.
    karena kata orang bijak, "kamu adalah apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu ucapkan, apa yang kamu rasakan, dan apa yang kamu lakukan"
    betul ga sih??? (lhoh malah nanya)

    @ cerita senja: iya di samirono. masih ada kok. makanya itu, mumpung masih ada pengen ku dokumentasikan.

    @ krucial: iya bisa terbang. lebih tepatnya melayang dari satu dahan ke dahan lain.
    kaburnya yang kenceng! dikejar tuh sama si klarap!! hwekekekkek...

    ReplyDelete
  5. wah... tambah ilmu nih mas. nice post :)

    ReplyDelete
  6. hiii....
    (bukannya menghina si fotografer tapi, dari sononya,saya paling geli sama cicak dan sebangsanya...)

    ReplyDelete
  7. tertarik ma fotografernya gw,he..he..salam kenal ya?*gubrak!*

    ReplyDelete
  8. reply
    @ panda: makasih
    @ ivana: awasss...!!! klarapnya ku lempar ke situ lho! ha2
    @ kristina dian: walah. salam kenal jg. asl plz..?! kekkek..

    ReplyDelete
  9. Judulnya pake bahasa inggris kok isinya pake bahasa indonesia?

    ReplyDelete
  10. kalau di Bali ini dibilang dangap - dangap istilahnya kang..hehehe..ternyata masih ada juga yah :)

    ReplyDelete
  11. reply
    @ brillie: iya, soalny cuma bisa bilang itu je. hehe.. mau dunk diajarin bahasa inggris mbak..?!!
    @ blogger addicter: di Bali namanya dagap-dagap to. tambah pengetaahuan ni aku. di sini masih ada kok bli.

    ReplyDelete
  12. wah.. udah lama gak liat cicak yang bisa terbang itu...
    terakhir itu klo gak salah waktu SD kelas 3-5 gitu..

    akhirnya bisa ngeliat juga...!!!

    ReplyDelete
  13. kalo di desa saya, ini namanya CLERET GOMBEL.
    masak gak pada tahu? :)

    ReplyDelete
  14. @ apiscerana: dah langka kah bro?
    @ kang nur: cleret gombel? serem amat namanya. masih bersaudara sama wewe gombel kah kang?? ha2

    ReplyDelete
  15. @ Wewe Gombel (:lol:):
    Iya, memang begitu nama lokal Yogya yg saya tahu = CLERET GOMBEL. :)
    'Gombel' itu kurang lebih mungkin terkait dgn selaput di bawah leher yg berwarna kuning cerah itu. sesuatu yg 'kawer2'.
    Sdg-kan 'cleret' itu terkait dgn perilaku-nya yg suka 'nyleret' (terjun terbang selancar udara) itu, yg bahasa Jawa-nya 'kan disebut 'nyleret'.
    Mungkin begitu asal sebutan nama itu.
    :)

    ReplyDelete
  16. @ kang nur: oh begitu to rupanya arti harafiah cleret gombel. baru tau saya.. hehe makasih infonya kang!

    ReplyDelete
  17. Rupanya ini tho yang namanya Klarap. Sering dengar cuman gak pernah lihat dari jarak dekat...!!! Mantebz

    ReplyDelete